Powered By Blogger

welcome to aziz's blog

Enjoy The Mosaic of Thought


Hit Counter
Free Counter



Jumat, 05 Maret 2010

Pidato Kebudayaan Ulil Abshar-Abdalla

Forum Pluralisme Indonesia berinisiatif menggelar sejumlah pertemuan ilmiah untuk melakukan formulasi gerakan pembaharuan Islam yang lebih sesuai dengan tantangan zaman. Sebagai langkah awal, tahun ini, Forum Pluralisme Indonesia akan menggelar Orasi Pembaharuan Islam yang kali ini akan disampaikan Ulil Abshar-Abdalla.Kegiatan ini akan dilaksanakan pada: Selasa, 2 Maret 2010, Pukul 19.00 – 21.00 WIB di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta

Tahun 1970an, Islam di Indonesia menghadapi dua fenomena besar. Pertama, represi politik Islam yang dilakukan oleh Orde Baru. Kedua, peningkatan gairah keislaman yang tampak pada penggunaan simbol-simbol Islam dalam kehidupan. Fenomena ini direspon secara luas dan beragam oleh banyak aktivis dan pemikir muda secara bergairah. Gairah pemikiran itu kemudian muncul dalam bentuk gerakan pembaharuan Islam Indonesia.

Di Jakarta, Nurcholish Madjid mencanangkan gerakan pembaharuan Islam melalui pidato berjudul Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Ummat di Taman Ismail Marzuki, 3 Januari 1970. Di Yogyakarta, muncul sejumlah pemikir muda yang tergabung dalam Limited Group. Kelompok yang terdiri dari Ahmad Wahib, Djohan Effendi, M. Dawam Rahardjo, dan Kuntowijoyo itu aktif berdiskusi dan mempublikasikan tulisan-tulisan kritis mengenai realitas sosial dan pemikiran ummat Islam. Dari kalangan NU tradisional muncul sang fenomenal Abdurrahman Wahid yang memperkenalkan pemikiran pluralisme di Indonesia.

Realitas masyarakat Islam yang dihadapi para pembaharu Islam awal pada masa itu adalah Islam yang sedang berkembang pesat tetapi pada saat yang sama masih sangat terbelakang dalam hal akses ekonomi dan pendidikan. Di ranah politik, “aspirasi” masyarakat Islam juga tampak marginal menyusul kebijakan Orde Baru yang secara sistematis meminggirkan peran politik Islam.

Kondisi semacam ini menjadikan Islam sebagai agama sangat tidak bergengsi. Bagi Cak Nur dan Gus Dur, peminggiran, dan perasaan terpinggirkan, sangat berbahaya apalagi menimpa kelompok mayoritas. Inferioritas bisa memunculkan eksklusifitas. Pada kondisi yang akut, eksklusifitas bisa muncul dalam bentuk agresif dan anarkis. Terorisme dan radikalisme agama yang marak belakangan ini adalah bentuk agresif dari eksklusifitas dan inferioritas.

Realitas sosio-politik yang dihadapi Cak Nur dan kawan-kawan cukup berbeda dengan realitas kita saat ini. Transisi demokrasi telah membuka peluang ekspresi bagi apa dan siapapun. Struktur kesempatan politik yang terbuka ini tidak hanya menguntungkan gerakan pro-demokrasi, tetapi juga memberi peluang gerak bagi kelompok-kelompok radikal yang selama bertahun-tahun ikut terepresi dalam era otoritarianisme. Tantangan yang dihadapi oleh para pembaharu Islam menjadi lebih kompleks.

Dalam kondisi dan seting sosial baru ini, dibutuhkan formulasi pemikiran Islam baru yang bisa menjawab tantangan baru. Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas Forum Pluralisme Indonesia berinisiatif menggelar sejumlah pertemuan ilmiah untuk melakukan formulasi gerakan pembaharuan Islam yang lebih sesuai dengan tantangan zaman. Sebagai langkah awal, tahun ini, Forum Pluralisme Indonesia akan menggelar Orasi Pembaharuan Islam yang kali ini akan disampaikan Ulil Abshar-Abdalla.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:

Hari, tanggal : Selasa, 2 Maret 2010
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Tempat : Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta

Forum Pluralisme Indonesia adalah forum yang dibentuk untuk mendukung dan menyebarluaskan gagasan-gagasan pembaharuan agama. Forum ini terdiri dari pelbagai lembaga, di antaranya adalah Jaringan Islam Liberal (JIL), Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Indonesian Center for Islam and Pluralism (ICIP), The Wahid Institute, Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), Masyarakat Dialog Antar-Agama (MADIA), Moderat Muslim Society (MMS), Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Persekutuan Gereja-Geraja di Indonesia (PGI), Komisi Hak Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Gereja Kristen Indonesia (GKI).

sunset

sunset
waktu selalu mengejar