Powered By Blogger

welcome to aziz's blog

Enjoy The Mosaic of Thought


Hit Counter
Free Counter



Kamis, 28 Mei 2009

Kesetaraan Gender: Sebagai (Salah Satu) Akses Menuju Kemajuan Bangsa

Oleh: Muhammad Arifudin Aziz

Dalam era sekarang ini, dimana setiap individu memiliki kesmpatan yang sama dalam mengakses informasi dan berekspresi dan juga mengungkapkan pandangan-pandangan mereka dalam bidang pendidikan, seni dan kebudayaan, social, politik, ekonomi hingga agama. Karena itulah seharusnya wanita sekarang memperoleh perhatian dan kepercayaan yang lebih dari para elit negarawan baik eksekutif, legislative maupun yudikatif. Sehingga mereka dapat lebih bebas dalam berekspresi dan berkarya, tidak seperti yang baru-baru ini terjadi pada Dirut pertamina yang baru, yang pada awal kepemimpinannya harus mendapatkan cercaan dan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan dari para anggota legislatif menyangkut tentang perihal kemampuan dirinya dalam memimpin dan mengelola BUMN terbesar di Indonesia tersebut. Padahal sang Dirut tersebut baru saja dilantik sehingga belum bisa berbuat banyak untuk menunjukan kemampuannya tersebut. Dalam hal ini bisa kita lihat bahkan ditngkat tinggi pemeintahan masih terjadi diskriminasi terhadap perempuan. Dan hal inilah yang harus kita perjuangkan terutama oleh para perempuan sendiri untuk menggapai cita-cita bangsa yakni maenjadi bangsa yang besar yang menghormati hak-hak setiap warga negaranya.
Padahal bagaimana mungkin sebuah negara akan maju dan berkembang jika negara tersebut mengabaikan potensi dari setengah bahkan lebih penduduknya yaitu perempuan. Dari hal inilah, seyogyanya para pemegang kebijakan tersebut memberikan kesempatan kepada Dirut pertamina yang baru, untuk manunjukan kemampuannya terlebih dahulu sebelum mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan seperti yang terjadi dalam rapat DPR dan Pertamina beberapa waktu yang lalu.
Karena seperti yang terjadi sekarang ini, kesempatan-kesempatan dalam porsi yang lebih luas dan terbuka belum terasakan benar oleh para perempuan di negeri ini bahkan setelah hamper satu abad dari masa perjuangan ibu Kartini. Hal ini dapat terlihat dengan belum terpenuhinya kuota minimal 30 persen perempuan dari anggota DPR yang ada. Padahal setiap parpol diwajibkan paling tidak 30 persen wakil mereka yang duduk di DPR adalah perempuan. Akan tetapi kenyataannya kuota tersebut masih sangat jauh dari terpenuhi.
Untuk itulah jika kita menginginkan negara kita maju dan berkembang, maka kita harus mengoptimalkan seluruh potensi kekuatan yang dimiliki negeri ini, baik laki-laki maupun perempuan. Khusus perempuan, kita harus memberi mereka kesempatan yang l;ebih luas untuk menunjukan kemampuan mereka. Karena hal ini sesuai dengan hadis nabi yang menyebutkan bahwa perempuan adalah tiang agama. Hal ini disebabkan apabila moral perempuan di suatu negeri bobrok maka lemahlah negeri tersebut. Hal ini dapat terlihat banyaknya para pejabat yang korup karena dipaksa oleh para istri pejabat tesebut. Sebaliknya, jika moral perempuan suatu negeri baik, maka akan kokohlah negeri tersebut.
Semoga saja dengan ini kita tidak lagi melihat seseorang dari luarnya saja, terutama gendernya tetapi dari kemampuan dan keahlian yang dimiliki orang tersebut. Dan semoga hal ini bisa menjadi bahan renungan kita bersama. Walaupun kedengarannya sederhana tetapi sulit untuk dilakukan, bukan?

Malang, 4 februari 2009

sunset

sunset
waktu selalu mengejar